 |
| Teks Photo : Rapat Rerja Pimpinan Muhammadiyah (Rakerpim) Kota Medan di Kampung Outbond, Desa Huta Hulu, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (10/10/2021). |
Muhammadiyah yang selama ini diketahui konsen dalam peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kampus-kampusnya, kini mereka mulai melirik amal usaha sekaligus peningkatan ekonomi seperti, pembangunan pabrik air minum (mineral) diwilayah ini.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Medan Drs H Burhanuddin MAg mengatakan, rencana untuk membangun pabrik air minum itu, bakal dikelola Lazis Muhammadiyah, sedangkan untuk rencana mendirikan Sekolah Tinggi Muhammadiyah Medan oleh Aysiah Kota Medan.
"Seperti diketahui air minum merupakan kebutuhan bagi kehidupan kita. Saya setuju itu untuk membangun pabrik air minum mineral," kata Burhanuddin saat Rapat Rerja Pimpinan Muhammadiyah (Rakerpim) Kota Medan di Kampung Outbond, Desa Huta Hulu, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deli Serdang, Minggu (10/10/2021).
Dia mengatakan, jika ada yang ingin kader Muhammadiyah menanankan modal (investasi) dapat diakomodir dalam kepemilikan saham di pembangunan parik air minum tersebut.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Wilayah Muhamnadiyah (PWM) Sumut Prof, Dr Ibrahim Gultom MPd mengatakan, juga setuju dengan adanya terobosan usaha penibgkatan dibidang ekonomi dengan membangun pabrik air minum tersebut.
"Adanya rencana membangun pabrik itu baik. Kita baru sadar, selama inj asyik mengurus berbagai hal, seperti pendidikan. Ternyata peranan ekonomi itu sangat penting. Tidak hanya cukup meningkatkan kwalitas pendidikan kita, tetapi juga betapa
pentingnya ekonomi," tuturnya.
Dia berkeyakinan jika pabrik air minum itu telah dibangun akan dapat berkembang, terlebih lagi warga Muhammadiyah akan ikut memberikan kontribusi untuk turut membesarkannya.
"Saya yakin demi umat, belanja dari jauh pun kita mau. Maka itu usaha-usaha ekonomi yang lain perlu ditingkatkan Muhammadiyah. Saya setuju ada rerobosan usaha dibidang ekonomi. Kedepan majelis ekonomi harus meningkatkan potensi ekonomi lain," tandasnya.(AVID/r)
