Menurut keterangan Julfan (46) Yang bekerja sebagai nelayan pemilik rumah kubangan tersebut , hal ini sudah terjadi sejak satu tahun lalu dirinya dan keluarga harus Pasrah dengan keadaan hidup seperti ini, Ekonomi keluarga yang menghimpit selama pembatasan pembatasan berlaku di masa Pandemi Covid 19 harus merelakan keadaan yang nyaris membuatnya Putus asah ,
Rumah yang hampir roboh dan mirip kubangan selokan kolam lumpur dan jorok menjadi sahabat di kehidupan sehari harinya bersama istri dan ke 5 orang anak anak nya , Berbagai macam usaha untuk mengadu ke pada pemerintah daerah yang di lakukanya hanya sia sia belaka ,
Seperti yang di katakan Ibu Juli ( 39 ) istri dari Julfan , Saat ini mereka mendapat bantuan dari pemerintah hanya berupa Beras yang dapat di gunakan maksimal hanya 3 hari saja , bantuan Covid maupun Bantuan langsung tunai ( BLT ) tak pernah di dapatkan ya , saat ini kami harus pasrah dengan ke adaan , dan Rumah yang di tinggali ini pun hasil bantuan suadaya masyarakat, karna saat air pasang atau hujan turun kami sekeluarga harus kebanjiran dan tidak bisa tidur, dengan meneteskan air mata Juli mengatakan sambil melihat anak anak nya yang masih belia , Kami sudah tidak tau lagi harus bagai mana menghadapi hidup ini dan harus pasrah dengan ke adaan , sambil menghela nafas kesedihannya .
Julfan ( 46 ) Dengan Harapanya menambahkan " Semoga ada orang orang yang berhati mulia bisa melihat dan membantu kami dengan keadaan kami seperti ini.
Saya bekerja sebagi nelayan dengan gaji Rp 30.000 hanya bisa untuk makan saja , sementara biaya sekolah anak dan perlengkapanya mereka membantu dengan apa saja yang bisa di kerjakan untuk menghasilkan pundi pundi Rezeki, yang terpenting bagi saya saat ini bagai mana membuat anak anak sehat dan dapat bersekolah agar bisa menjadi orang yang lebih baik , tidak seperti orang tuanya yang miskin ini .ungkap Julfan . ( Boim )