Suara-suara perut keroncongan lebih besar...
Suara adzan tak syahdu biasanya..
Suara babak belur terhakimi manusia lebih dahsyat...
Suara yang mana lagi?
Perut kempes, badan terikat
Bagaimana khusyuk dalam ibadah?
Perintah ini dari Tuhan katanya,
Tapi dijelaskan bukan dengan nilai keadilan.
Sifat Maha adil jadi ku pertanyakan,
Tak mungkin firman suci bersalahan
Tapi wakil dibumi ini menyampaikan,
Sesuai perjanjian pemodal dan kekuasaan ...
Dari buaian sampai liang lahat
Semua terikut campur diurusan kebijakan,
Yang lahir tak disambut gembira
Yang mati tak tenang terkubur,
Semua ada dan tiada adalah masalah
Sebab bumi terhampar tak lagi milik bersama...
Suara burung bangau putih,
Mematuk lalu mati...
Ikan dimakan burung tak sehat
Sebab laut dikotori industri...
Anak kecil menangis meraung
Buaian didahan pohon mudah runtuh,
Dahannya tak lagi kuat
Ia rapuh karena pupuk bermahalan...
Hidup ini dan mati nanti,
Fase ini manusia bingung
Untuk apa diciptakan bumi?
Kalau bukan dinikmati
Kehidupan dianggap kebimbangan,
Hidup tak sehat karena lapar,
Kebijakan tak bijaksana,
Lalu ku tanya?
Untuk apa hidup bersakit-sakitan...?
Kematian jadi menyeramkan,
Bukan tak siap kembali pada Tuhan
Lalu dimana nanti dikubur?
Saat tanah kan dikuasai asing?
Berkedok investasi yang makmur...
Suara kita ini tak kan dihiraukan
Usul dan saran tak ditimbang
Pihak-pihak terkait sana telah mabuk
Tak mungkin firman suci bersalahan
Tapi wakil dibumi ini menyampaikan,
Sesuai perjanjian pemodal dan kekuasaan ...
Dari buaian sampai liang lahat
Semua terikut campur diurusan kebijakan,
Yang lahir tak disambut gembira
Yang mati tak tenang terkubur,
Semua ada dan tiada adalah masalah
Sebab bumi terhampar tak lagi milik bersama...
Suara burung bangau putih,
Mematuk lalu mati...
Ikan dimakan burung tak sehat
Sebab laut dikotori industri...
Anak kecil menangis meraung
Buaian didahan pohon mudah runtuh,
Dahannya tak lagi kuat
Ia rapuh karena pupuk bermahalan...
Hidup ini dan mati nanti,
Fase ini manusia bingung
Untuk apa diciptakan bumi?
Kalau bukan dinikmati
Kehidupan dianggap kebimbangan,
Hidup tak sehat karena lapar,
Kebijakan tak bijaksana,
Lalu ku tanya?
Untuk apa hidup bersakit-sakitan...?
Kematian jadi menyeramkan,
Bukan tak siap kembali pada Tuhan
Lalu dimana nanti dikubur?
Saat tanah kan dikuasai asing?
Berkedok investasi yang makmur...
Suara kita ini tak kan dihiraukan
Usul dan saran tak ditimbang
Pihak-pihak terkait sana telah mabuk
Mereka telah bersenang,
Mereka nikmati surga tapi belum mati...
Mereka nikmati surga tapi belum mati...
Kita rasakan neraka tapi belum hilang nyawa...
Soal apa kita mau bahas lagi?
Kita ini dianggap orang tak punya keahlian
Soal apa kita mau bahas lagi?
Kita ini dianggap orang tak punya keahlian
Sebab keahlian harus dari luar negeri.
Ya, kita sangat bimbang
Mati enggan, hidup pun bukan pilihan...
Puisi ini ditulis oleh :
(Arwan Syahputra, Kader HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara)
Ya, kita sangat bimbang
Mati enggan, hidup pun bukan pilihan...
Puisi ini ditulis oleh :
(Arwan Syahputra, Kader HMI Cabang Lhokseumawe-Aceh Utara)