JAKARTA, WARTAPEMBARUAN.CO.ID - Jumlah kasus harian Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan. Dengan terus melonjaknya kasus covid-19 di Indonesia, fasilitas kesehatan nasional diprediksi akan kolaps, ditambah lagi banyaknya tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19, hingga meninggal dunia, dan juga adanya kekurangan obat seperti oksigen dan alat kesehatan sehingga mempengaruhi pelayanan pada pasien.
Hingga hari ini Indonesia terus melaporkan rekor demi rekor kasus baru Covid-19, puncaknya sebanyak 38.391 orang pada Kamis (8/07/2021). Lonjakan kasus di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara, sedangkan angka kematian harian menjadi salah satu yang tertinggi di Asia.
Lonjakan ini menimbulkan tekanan yang luar biasa bagi tenaga medis, rumah sakit terisi penuh, krisis oksigen dan obat terjadi.
Direktur Bakornas LKMI PB HMI dr. Fachrurrozy Basalamah menyampaikan rasa kekhawatirannya terhadap kondisi Indonesia sekarang.
“Belum ada penyakit atau musibah sebelumnya yang mampu membuat Indonesia betul betul bingung bagaimana mengatasinya," jelasnya, Sabtu (10/07).
Pandemi COVID-19, katanya memberikan banyak pelajaran bagi kita semua.
"Jika tidak ada pengendalian yang tepat dan cepat dan masyarakat semakin miskin sense of crisis, saya bisa katakan fasilitas kesehatan Indonesia akan mengalami kolaps," ujar dr. Fachrurrozy Basamalah.
lanjut, ia sampaikan ancaman kolaps tidak dapat dihindari jika semua acuh tak acuh.
"Kita bisa liat, angka terkonfirmasi dan kematian terus meningkat, ditambah lagi banyaknya nakes yang meninggal dan peningkatan angka keterisian tempat tidur (bed occupancy rate/BOR) di rumah sakit rujukan Covid-19," ujarnya.
Bahkan sebenarnya, kata Rozy jumlah ini masih belum semuanya terungkap, karena tidak semua tenaga kesehatan yang sakit dilaporkan.
"Artinya jumlah dokter ataupun tenaga kesehatan yang terpapar dan meninggal dunia jumlahnya bisa lebih besar dibandingkan angka yang dilaporkan," ucapnya.
Dengan kondisi saat ini, katanya solusi menambah tempat tidur di rumah sakit saja tidak cukup. Pasalnya, ke depan akan ada titik di mana rumah sakit tidak akan lagi mampu mengatasi lonjakan pasien yang membludak.
"Karena hingga sekarang mobilitas masyarakat masih tinggi serta merebaknya kasus Covid-19 dengan varian Delta yang lebih menular telah membuat lonjakan infeksi kali ini lebih buruk dibanding pada Januari-Februari lalu," ungkapnya.
Kata Rozy, akibatnya tenaga medis kelelahan dan stres akibat beban kerja yang tinggi. Lonjakan pasien juga memicu jumlah tenaga medis yang terinfeksi Covid-19 ikut meningkat meski telah divaksin dua kali.
“Mari kita Bersama-sama saling menyadari betapa banyak korban yang telah berjatuhan, langkah cepat dan tepat yang harus dilakukan saat ini yakni mengendalikan pandemi dari sisi hulu, dengan memastikan bahwa masyrakat terus menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, pelacakan kontak erat juga harus terus diperkuat,” tambah dr. Fachrurrozy Basalamah
"Kita harus bergerak cepat mari kita saling mengawal, mari kita tingkatkan 3T dan 5M, disamping itu pemerintah juga harus menggenjot agar program vaksinasi nasional bisa berjalan sesuai target yang telah ditetapkan," tutupnya. (Zaki)