Jakarta, Wartapembaruan.co.id -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, menghadiri Pertemuan Menteri Pembangunan G20, yang diselenggarakan di Palazzo Lanfranchi Italia, Selasa (29/06/2021).
Salah satu hal yang Menteri sampaikan dalam pidatonya antara lain, pandemi menciptakan efek scissor pembiayaan untuk SDGs, terutama di negara berkembang. Kebutuhan pengeluaran meningkat, namun sumber daya menurun.
“Kita berpotensi menghadapi dekade lain yang hilang dari pencapaian pembangunan berkelanjutan. Diskusi kami tentang Pembiayaan untuk Pembangunan Berkelanjutan berguna untuk mengatasi masalah ini,” ujar Menteri.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri juga mencontohkan 2 sumber pembiayaan, yaitu INFF dan Sustainability-linked financial instrument.
Integrated National Financing Framework (INFF) merupakan alat yang diinisiasikan PBB untuk memetakan sumber pembiayaan guna mengembangkan strategi pembangunan dan operasionalisasi SDG di tingkat negara. INFF sudah mulai dioperasionalisasikan di lebih dari 70 negara dan Indonesia merupakan salah satu dari 16 negara pilot lain, seperti Bangladesh, Ghana, Nigeria, dan Vietnam.
Sementara itu, Sustainability-linked financial instrumen merupakan instrumen pembiayaan inovatif yang dihubungankan dan mendukung capaian indikator keberlanjutan berkaitan dengan aspek sosial, ekonomi dan lingkungan
Menteri juga mengatakan bahwa Kelompok Kerja Pembangunan G20 di bawah Kepresidenan Italia secara konsisten menempatkan SDGs sebagai sentralitas agenda. Prioritas lokalisasi SDGs tahun ini juga menjadi sorotan implementasi SDGs di Indonesia.
Di Indonesia, melaksanakan rencana pembangunan nasional berarti melaksanakan SDGs, karena SDGs diarusutamakan ke dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional. Sementara itu, Roadmap SDGs Indonesia melengkapi upaya ini dengan memberikan penjabaran mengenai target, indikator, keterkaitan, dan strategi pendanaan SDGs.
“Sambil menyelam minum air. Kedua masalah prioritas kami saling berhubungan. Komitmen politik kami di sini akan menciptakan tonggak sejarah dalam mengatasi kesenjangan pembiayaan untuk pembangunan berkelanjutan dan dalam mencapai lokalisasi SDGs,” ujar Menteri.
Sebelum menutup pidatonya, Menteri menyampaikan bahwa pandemi belum berakhir. Semua negara, terutama negara berkembang, masih merasakan dampaknya. G20 harus menjaga pekerjaan bersama dalam menangani pandemi Covid-19 sebagai inti dari agendanya.
“Saya sangat berharap bahwa kita dapat bergerak maju dengan kerja sama dan kemitraan yang lebih kuat dalam pemulihan ini, untuk masa depan yang lebih baik dan lebih Tangguh,” tutup Menteri.
Trending Now
-
Jakarta, Wartapembaruan.co.id ~ Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak untuk membuka penyelidikan terhadap 20 proyek besar di PT PLN (P...
-
Pagar Alam, Wartapembaruan.co.id ~ KOMJEN POL (Purn) Susno Duadji, S.H, M.Sc hadiri pengajian di rumah bengkel di Tanjung cermin Pagar Alam...
-
Jambi, Wartapembaruan.co.id - Seperti halnya pribahasa "Sedia Payung Sebelum Hujan" mengajarkan kita untuk selalu mempersiapkan se...
-
Palu, Wartapembaruan.co.id – Ketua Umum DPP Pelita Prabu, Tommy, bersama jajaran pengurus dan perwakilan BRP juga Ketua Umum Prabu Center 0...
-
Operasi Rutin Gabungan Polri,Dishub dan TNI "Lintas Jaya" Di Jakarta Timur Jakarta,Wartapembaruan.co.id - Dirlantas Polda Metro J...