Oleh: Syarifudin Yunus, Pegiat Literasi TBMLentera Pustaka Bogor
Tahukah kita? WAKTU adalah satu-satunya hal yang pasti dimiliki semua orang. Tanpa mengenal status sosial, tanpa peduli jarak, bahkan tanpa menggubris perasaan. Tapi waktu pula yang mudah berubah jadi sia-sia bila diabaikan. Waktu pun jadi begitu berharga bila mau memanfaatkannya.
Tentang waktu. Di luar sana. Ada orang-orang yang bilang tidak punya waktu. Karena sibuk bekerja, sibuk mengejar sesuatu yang sudah dijatahkan untuknya. Bahkan sibuk urusan yang tidak penting. Hingga lupa menggunakan waktu untuk hal yang baik, untuk aktivitas yang positif.
Apakah benar, ada orang tidak punya waktu?
Banyak orang lupa. Bukan Anda yang tidak punya waktu. Tapi justru waktu yang “tidak mau” mendekat kepada orang-orang yang kerjanya mengeluh, membenci atau marah. Waktu sama sekali tidak ingin bersahabat pada orang yang selalu bertanya, kenapa begini kenapa begitu? Hingga orang itu lelah sendiri. Maka waktu pun akan pergi begitu saja.
Apapun keadaannya. Sedih atau bahagia. Kaya atau miskin. Waktu akan terus berjalan. Waktu tidak akan pernah menunggu, siapa pun. Hanya waktu yang bebas mau diperlakukan seperti apa? Berdiam diri atau bertindak segera. Waktu itu seperti hujan. Tidak pernah memilih tempat untuk jatuh, tidak pula memilih waktu untuk turun.
Waktu pun ada di taman bacaan, selalu ada di gerakan literasi. Hanya waktu yang akan membuktikan. Taman bacaan itu bermanfaat atau tidak. Seiring waktu berjalan, taman bacaan akan semakin terang atau kian gelap. Waktu-lah yang menentukan.
Kupu-kupu itu. Sebelum menjadi indah dilihat mata. Betapa banyak waktu yang harus dilaluinya dalam kepompong. Maka waktu adalah proses, bukan hasil. Waktu akan menyingkap rahasia besarnya. Semakin besar atau pudar?
Literasi waktu.
Faktanya, banyak orang menghamba pada waktu. Tapi di saat yang sama mereka sering meremehkannya. Hanya berjalan di tempat dan terbuang sia-sia. Mereka yang hanya bisa merasa tanpa bisa meraih. Padahal, waktu pasti tersedia bagi mereka yang mau memanfaatkannya. Tapi sayang, mereka terlalu sibuk memikirkan yang sulit-sulit. Sehingga tidak punya waktu untuk mensyukuri rahmat Allah SWT.
Sungguh, waktu adalah hal yang harus dipertanggungjawabkan dan akan membuktikan. Bahwa siapa kita sesungguhnya? Salam literasi.