Lembang, Jawa Barat, Wartapembaruan.co.id - Pandemi Covid -19 sangat berdampak pada dunia usaha. Berbagai perusahaan hingga usaha kecil dan menengah kehilangan pendapatan sehingga terpaksa merumahkan pekerjanya. Diperkirakan ada sekira 3 juta orang pekerja/buruh di Indonesia kehilangan pekerjaannya.
Balai Latihan Kerja (BLK) bekerjasama dengan pemerintah daerah merespon dampak yang diakibatkan pandemi Covid-19 ini. Salah satunya dengan menyiapkan berbagai program pelatihan bagi pekerja/buruh terdampak. Mulai kerjasama dengan hotel, usaha katering, pembuatan sabun antiseptik dan wastafel, hingga mengolah lahan untuk pertanian.
"BLK akan membuat teman-teman lebih kompeten dan confidence untuk berwirausaha, dan saya sangat menghimbau kepada teman-teman harus mengaplikasikan ilmu yang sudah di dapat. Selanjutnya agar mencari informasi seluas-luasnya ke dinas setempat atau lembaga terkait yang memiliki fokus dalam wirausaha sehingga membantu pengembangan usaha teman-teman," tutur Tuti Haryanti S.T., M.Si., Kepala Balai Latihan Kerja (BLK), kepada awak media di ruang kerjanya usai acara Pembukaan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang Angkatan II tahun 2021 di Lembang, Jawa Barat, Rabu (17/3/2021).
Pelaksanaan pembukaan pelatihan boarding angkatan II Tahun 2021 diikuti sebanyak 48 orang yang terdiri dari untuk pembudidayaan ikan hias dengan 16 orang, pembudidayaan burung puyuh dengan 16 orang dan pembudidayaan sayuran hidroponik juga dengan 16 orang.
Menurut Tuti Haryanti, yang akrab disapa Yanti, minat menekuni usaha pertanian saat ini mengalami peningkatan karena memiliki potensi yang besar untuk meraih pendapatan di tengan pandemi Covid-19. Karena itu, BLK Lembang, yang berada di bawah Kementerian Ketenagakejaan (Kemnaker) membuka pelatihan pertanian berbasis kompetensi. "Minat peserta dalam pelatihan saat ini mengalami peningkatan,” ujar Yanti.
Yanti menjelaskan, pelatihan berbasis kompetensi saat ini yang potensial adalah di bidang pertanian. Pasalnya, usaha di bidang pertenian modern dinilai dapat meningkatkan penghasilan sehingga mengundang minat banyak orang. “Semua orang bisa jadi petani, tapi butuh skil,” kata Yanti. Karena itu, peserta harus mengikuti dengan sungguh sungguh. “Jangan setengah setengah. Ikuti apa yang diajarkan instruktur,” jelas Yanti.
Yanti menambahkan, pembudidayaan sayuran Hidroponik menjawab kebutuhan sayur di lahan terbatas yang dapat dikembangkan di rumah-rumah. Selain itu, dengan pembudidayaan hidroponik ini, juga bisa memanfaatkan lahan loteng sehingga rumah pun bisa terlihat lebih hijau dan produktif dengan hasil sayuran yang sehat dan segar. "Jangan anggap sepele. Hidroponik menjadi lahan bisnis yang menggiurkan," tutur Yanti.
Yanti menambahkan, saat ini Hidroponik menjadi pertanian alternatif bagi orang kota, bahkan menjadi bisnis yang menguntungkan. "Selain menyediakan sayur segar, kini juga berkembang ke jus sehat," imbuh Yanti.
Yanti menjelaskan, pelatihan yang diberikan BLK tidak saja ilmu budidaya, tetapi juga berupa softskill seperti mental wirausaha. "Hal ini karena suatu usaha tidak akan jalan tanpa didasari mental yang kuat," jelas Yanti.
Yanti pun mengungkapkan, pada tahun 2020, BLK Lembang bersama pemerintah daerah Bandung Barat telah merancang program khusus pertanian. Pemda Bandung Barat menyediakan lahan seluas 10 hektar untuk dikelola oleh 120 orang petani terlatih binaan BLK Lembang.
"Berbagai pelatihan di BLK Lembang bisa disesuaikan dengan kondisi masyarakat, kebutuhan pasar hingga kondisi luar biasa seperti pandemi ini," ungkap Yanti.
Sementara itu, Kadisnakertrans Kabupaten Subang, Jawa Barat, Yeni Nuraeni, yang membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang Angkatan II tahun 2021 ini, dalam sambutannya, menegaskan, para peserta harus juga memiliki 4 (Empat) dasar bisnis dalam berwirausaha.
"Teman-teman harus memiliki dasar bisnis, tidak hanya pelatihan teknis saja untuk modal berwirausaha. Syarat menjadi seorang pengusaha adalah, pertama harus memiliki mimpi yang besar, kedua adalah berani mengambil resiko dan gigih dalam proses, ketiga mampu melihat peluang usaha sekecil apapun. Yang terakhir adalah perluas jaringan rekan-rekan," tegas Yeni Nuraeni. (Azwar)