Filosofi Rangkiang Wujud Pertahanan Ekonomi Kerakyatan Nagari
warta pembaruan
07 Maret 2021 | 6:43 PM WIB
Last Updated
2021-03-07T15:46:27Z
Oleh :
Dori Kurniadi, S.Pd
(Calon Wali Nagari Tanjung Bonai Aur)
Menghadapi Kehidupan Baru di tengah-tengah masa pandemi Corona atau Covid-19 yang sedang melanda ini. Membuktikan bahwa sektor pertanian di setiap Nagari tetap mampu bertahan dalam kondisi sulit dan menjadi penyangga utama ketahanan pangan bagi masyarakat.
Bahkan sektor pertanian telah membuktikan telah mampu swadaya beras sendiri, bahkan sebagai pemasok bagi provinsi tetangga. Sejogjanya adat budaya Minagkabau telah mengajarkan kita untuk selalu menjaga swasembada pangan dengan dibuktikannya setiap nagari atau balai balai memiliki adanya Rangkiang.
Mungkin generasi hari ini jarang menemukan yang namanya Rangkiang atau lumbung padi yang digunakan oleh masyarakat Minangkabau untuk menyimpan padi hasil panen. Bangunan ini pada umumnya dapat ditemui di halaman rumah gadang. Rangkiang melambangkan kesejahteraan ekonomi dan jiwa sosial yang dimiliki oleh orang Minangkabau.
Maka dari pada itu, Dori Kurniadi melafaskan nafasnya maju menjadi Calon Wali Nagari Tanjung Bonai Aur salah satunya untuk mewujudkan peningkatan swasembada pangan dalam pertahanan ekonomi masyarakat nagari Tanjung Bonai Aur.
Dengan cara, memfasilitasi pengembangan di bidang pertanian, dan juga memotivasi serta membangkitkan kesadaran masyarakat akan potensi yang ada, serta upaya untuk mengembangkan sektor pertanian dan ekonomi kerakyatan. Sejujurnya kekuatan itu telah kita miliki sebagai daerah agraris bukan daerah industri, karena kita memiliki lahan pertanian yang luas yang menjadi penyangga produksi pangan dan sebagai modal kesejahteraan masyarakat.
Sementara itu, Pendapatan Domistik Regional Bruto (PDRB) di daerah kita sampai 30 persen bersumber dari pertanian, dengan rata-rata produksi, 4,7 ton. Tapi ada daerah yg bisa mencapai 5 ton hingga 10 ton. Inilah yang perlu lebih ditingkatkan dengan perbaikan teknologi, penyediaan bibit unggul, pupuk, perbaikan irigasi ataupun bila memungkinkan cetak sawah baru, dan mencegah alih fungsi lahan. Satu lagi prestasi, Indeks Pertanaman (IP) dalam satu tahun mencapai 2,7, jauh di atas rata-rata provinsi Sumatera Barat yakni sebesar 1,8. Ini merupakan suatu hal yang sangat menggembirakan, tentunya akan berpengaruh juga pada kesejahteraan petani. Hal ini juga yang menyebabkan tidak berpengaruh terlalu terdampak dengan bencana pandemi covid 19, yang lebih banyak menyasar sektor industri.
Jadi rangkiang tidak hanya sebagai lumbung padi semata, akan tetapi rangkiang mengajarkan cara berfikir yang lebih maju dan komplek untuk mengajarkan kesiapan untuk menghadapi keadaan terburuk sakalipun. Sehingga kita perlu belajar filosofi yang terkandung dalam bangunan rangkiang.
Nagari Tanjung Bonai Aur
Minggu, 7 Maret 2021
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
Trending Now
-
Jakarta, Wartapembaruan.co.id ~ Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) didesak untuk membuka penyelidikan terhadap 20 proyek besar di PT PLN (P...
-
Pagar Alam, Wartapembaruan.co.id ~ Pasangan calon (Paslon) walikota dan Wakil Walikota Pagaralam nomor urut 2, H Alpian Maskoni SH M.Si dan...
-
Pagar Alam, Wartapembaruan.co.id ~ KOMJEN POL (Purn) Susno Duadji, S.H, M.Sc hadiri pengajian di rumah bengkel di Tanjung cermin Pagar Alam...
-
Palu, Wartapembaruan.co.id – Ketua Umum DPP Pelita Prabu, Tommy, bersama jajaran pengurus dan perwakilan BRP juga Ketua Umum Prabu Center 0...
-
Jambi, Wartapembaruan.co.id ~ Kepolisian Resor Kota Jambi melalui Satuan Reserse Kriminal (Sat Reskrim) menggelar Konferensi pers ungkap ka...