Kegiatan yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Lampung tersebut dihadiri juga oleh Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi dan Pembangunan, Syaiiful.
Diskusi yang diselenggarakan kali ini bertujuan untuk memberikan data dan informasi terkait Indikator Makro Ekonomi Tahun 2020 serta tindak lanjut pembangunan di Tahun 2021.
Acara diawali dengan Paparan dari Kepala BPS Pusat tentang pertumbuhan ekonomi secara Nasional pada Triwulan ke IV Tahun 2020.
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung pada tahun 2020 sebesar -1,67 % masih lebih tinggi dibanding pertumbuhan Ekonomi Nasional sebesar -2,07 %, hal tersebut tercermin dari Rilis yang disampaikan oleh Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar pada tanggal 5 Februari 2021, hal tersebut cukup menggembirakan bahwa pertumbuhan ekonomi Lampung masih bergerak kearah yang positif dibanding rata - rata Pertumbuhan Ekonomi Nasional.
Kontribusi PDRB Provinsi Lampung sebesar 74,86 % berasal dari sektor Pertanian, Industri, Perdagangan, Konstruksi dan Pertambangan.
Rilis BPS Provinsi Lampung juga mengungkap bahwa IHK Lampung mengalami peningkatan indeks dari 106,36 pada Desember 2020 menjadi 107,17 pada Januari 2021, dengan demikian terjadi inflasi sebesar 0,76 %.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) Januari 2021 mengalami inflasi sebesar 0,76 %, sedangkan inflasi year on year (yoy) Januari 2021 terhadap Januari 2020 adalah sebesar 1,87 %.
Menurut Kepala BPS, bahwa pada bulan Desember 2020, kelompok pengeluaran seluruhnya mengalami inflasi dibandingkan dengan bulan sebelumnya .
Dalam diskusi juga terungkap bahwa Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung menduduki peringkat ke 8 jika dibandingkan dengan Provinsi di Sumatera.
Hal yang cukup membanggakan adalah Neraca perdagangan Provinsi Lampung pada Tahun 2020 mengalami surplus perdagangan senilai 235,68 juta US $.
Kontribusi dari lapangan usaha cukup mendukung namun disektor pertanian masih terjadi pasang surut dikarenakan bersifat musiman.
Disektor Pertanian terjadi peningkatan perbaikan harga gabah ditingkat petani, pada bulan Januari 2021 terjadi peningkatan harga yaitu berkisar di harga 4800/kg jika dibandingkan pada bulan sebelumnya.
Harga gabah tertinggi sebesar Rp. 5400/kg ditemui di Kecamatan Punggur dan terendah sebesar Rp. 4200/ kg ditemui di Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan.
Sementara itu untuk Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Lampung pada Desember 2020 :sebesar 96,75 sedangkan Januari 2021 :sebesar 96,56. Hal ini menyebabkan NTP mengalami penurunan -0,19%
Penurunan NTP sumbangan dari :
1. Sub sektor Tanaman Pangan
Desember 2020 : 92,55 sedangkan Januari 2021 : 91.62. Hal ini
menyebabkan penurunan -1,01.
2. Sub sektor hortikultura
Desember 2020 : 99,60 sedangkan Januari 2021 : 100.85. Hal ini
mengalami kenaikan +1,35 %
Penyebab NTP Tanaman Pangan turun karena :
1. Penghitungan NTP tidak hanya dari komoditas padi saja tetapi juga dari
komoditas palawija (ubi kayu, ubi jalar, jagung, kedelai, kacang tanah,
kacang hijau).
NTP Tanaman Pangan merupakan akumulasi penghitungan dari seluruh
komoditas padi dan palawija.
2. Penghitungan indeks yang dikeluarkan petani bukan hanya sarana
produksi untuk berusaha tani tetapi juga pengeluaran untuk konsumsi
rumah tangga petani.
3. Kondisi inflasi di pedesaan tinggi menyebabkan harga-harga kebutuhan
harian (kebutuhan pokok dan primer) petani meningkat. Hal ini menyebabkan pengeluaran rumah tangga petani meningkat.
Sebagaimana diketahui bahwa BPS melakukan perubahan tahun dasar pada perhitungan NTP Tahun 2020. Dimana sebelumnya menggunakan tahun dasar 2012=100, mulai tahun 2020 menggunakan tahun dasar 2018=100.Dengan menggunakan tahun dasar 2018 tersebut, menyebabkan NTP Provinsi Lampung yang sebelumnya nilainya selalu diatas 100, menjadi dibawah 100.
Adapun beberapa sektor yang menunjukkan peningkatan diantaranya adalah tingkat hunian kamar Hotel, komoditi Export, perdagangan dan Transportasi laut,
Sektor Pertanian merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi terbesar bagi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.(Dinas Kominfotik Provinsi Lampung).