Ada beberapa poin penting yang dibahas Menparekraf Sandiaga bersama Kadin, yakni:
Pertama, Menparekraf mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi agar fokus pada penyiapan 5 destinasi super prioritas (DSP) yaitu, Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang, serta destinasi lainnya sebagai destinasi tulang punggung, seperti Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau.
“Hal ini dilakukan mengingat ada 34 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya di sektor parekraf. Hampir 14 juta lebih di sektor pariwisata dan 20 juta di sektor ekonomi kreatif, termasuk kuliner, fesyen, dan kriya. Selain itu, hotel dan restoran merupakan sektor yang memiliki potensi sangat besar dalam membuka lapangan kerja. Untuk itu, pengembangan 5 DSP dan destinasi lainnya harus dipersiapkan dengan baik dan gercep (gerak cepat),” kata Menparekraf.
Menurutnya, penyiapan 5 DSP tersebut berlandaskan pada tiga pilar Kemenparekraf ke depan, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
“Dengan inovasi kita harus bisa menciptakan produk parekraf yang baru. Selain itu, kita harus bisa beradaptasi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin di tengah pandemi COVID-19. Serta berkolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait, seperti merangkul dunia usaha, pemerintah daerah, institusi pendidikan, Kadin, komunitas, dan media,” ujarnya.
Hal tersebut dikatakan Sandiaga, perlu dilakukan dengan gerak cepat dan gerak bersama, karena wisatawan mancanegara mengalami penurunan hampir 75 persen, sedangkan wisatawan nusantara hampir 30 persen. Selain itu, sebanyak 1,4 juta kehilangan lapangan pekerjaan.
“Ini adalah satu badai yang harus kita lewati bersama, tapi saya yakin bahwa badai pasti berlalu. Dan untuk melawan badai kita harus bergandengan tangan. Harapan kita pada 2021 bagaimana kita melakukan tren pemulihan diawali dengan kenaikan lapangan kerja di sektor pariwisata sebesar 3 – 4 persen, setelah itu sektor ekonomi kreatif kita harapkan naik 2 – 3 persen,” kata Sandiaga.
Kedua, ia menuturkan, tiga upaya tanggap darurat pariwisata dan ekonomi kreatif, yaitu memberikan program perlindungan sosial untuk pekerja parekraf, realokasi anggaran untuk beberapa kegiatan seperti padat karya, dan pemberian stimulus ekonomi untuk pelaku bisnis pada sektor parekraf.
Ketiga, Sandiaga menegaskan, pihaknya akan bergerak cepat dalam membangun fondasi kebangkitan pariwisata. “Dalam 10 tahun ini kita akan menjadikan pariwisata Indonesia sebagai destinasi wisata pilihan di Asia Tenggara, the best place for tourism and creative economy,” tegas Sandiaga.
Untuk itu, Menparekraf mendorong Kadin agar turut berkampanye Bangga Berwisata di Indonesia.
Terakhir, ia menjelaskan, Kemenparekraf memiliki program untuk membangun hubungan luar negeri melalui ekonomi kreatif, seperti World Conference on Creative Economy (WCCE) sebagai bentuk kepemimpinan internasional Indonesia di sektor ekonomi kreatif. WCCE ini rencananya akan disiapkan tahun ini dan kick start di tahun 2022 dan 2023.
“Semoga Kadin bisa berpartisipasi dalam event ini, karena ekonomi kreatif merupakan tulang punggung kita. Indonesia tercatat berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam jumlah kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB. Untuk itu, mari kita sama-sama mendorong kemajuan ekonomi kreatif di dunia internasional,” pungkas Sandiaga Salahuddin Uno (Azwar).
Pertama, Menparekraf mengatakan, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi agar fokus pada penyiapan 5 destinasi super prioritas (DSP) yaitu, Danau Toba, Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, dan Likupang, serta destinasi lainnya sebagai destinasi tulang punggung, seperti Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau.
“Hal ini dilakukan mengingat ada 34 juta masyarakat Indonesia yang menggantungkan hidupnya di sektor parekraf. Hampir 14 juta lebih di sektor pariwisata dan 20 juta di sektor ekonomi kreatif, termasuk kuliner, fesyen, dan kriya. Selain itu, hotel dan restoran merupakan sektor yang memiliki potensi sangat besar dalam membuka lapangan kerja. Untuk itu, pengembangan 5 DSP dan destinasi lainnya harus dipersiapkan dengan baik dan gercep (gerak cepat),” kata Menparekraf.
Menurutnya, penyiapan 5 DSP tersebut berlandaskan pada tiga pilar Kemenparekraf ke depan, yaitu inovasi, adaptasi, dan kolaborasi.
“Dengan inovasi kita harus bisa menciptakan produk parekraf yang baru. Selain itu, kita harus bisa beradaptasi dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin di tengah pandemi COVID-19. Serta berkolaborasi dengan kementerian/lembaga terkait, seperti merangkul dunia usaha, pemerintah daerah, institusi pendidikan, Kadin, komunitas, dan media,” ujarnya.
Hal tersebut dikatakan Sandiaga, perlu dilakukan dengan gerak cepat dan gerak bersama, karena wisatawan mancanegara mengalami penurunan hampir 75 persen, sedangkan wisatawan nusantara hampir 30 persen. Selain itu, sebanyak 1,4 juta kehilangan lapangan pekerjaan.
“Ini adalah satu badai yang harus kita lewati bersama, tapi saya yakin bahwa badai pasti berlalu. Dan untuk melawan badai kita harus bergandengan tangan. Harapan kita pada 2021 bagaimana kita melakukan tren pemulihan diawali dengan kenaikan lapangan kerja di sektor pariwisata sebesar 3 – 4 persen, setelah itu sektor ekonomi kreatif kita harapkan naik 2 – 3 persen,” kata Sandiaga.
Kedua, ia menuturkan, tiga upaya tanggap darurat pariwisata dan ekonomi kreatif, yaitu memberikan program perlindungan sosial untuk pekerja parekraf, realokasi anggaran untuk beberapa kegiatan seperti padat karya, dan pemberian stimulus ekonomi untuk pelaku bisnis pada sektor parekraf.
Ketiga, Sandiaga menegaskan, pihaknya akan bergerak cepat dalam membangun fondasi kebangkitan pariwisata. “Dalam 10 tahun ini kita akan menjadikan pariwisata Indonesia sebagai destinasi wisata pilihan di Asia Tenggara, the best place for tourism and creative economy,” tegas Sandiaga.
Untuk itu, Menparekraf mendorong Kadin agar turut berkampanye Bangga Berwisata di Indonesia.
Terakhir, ia menjelaskan, Kemenparekraf memiliki program untuk membangun hubungan luar negeri melalui ekonomi kreatif, seperti World Conference on Creative Economy (WCCE) sebagai bentuk kepemimpinan internasional Indonesia di sektor ekonomi kreatif. WCCE ini rencananya akan disiapkan tahun ini dan kick start di tahun 2022 dan 2023.
“Semoga Kadin bisa berpartisipasi dalam event ini, karena ekonomi kreatif merupakan tulang punggung kita. Indonesia tercatat berada di urutan ketiga setelah Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam jumlah kontribusi sektor ekonomi kreatif terhadap PDB. Untuk itu, mari kita sama-sama mendorong kemajuan ekonomi kreatif di dunia internasional,” pungkas Sandiaga Salahuddin Uno (Azwar).